Minggu, 25 Maret 2012

Nilai Sunnatullah dalam Alam Semesta


       Pertama kali aqidah yang ditanamkan Islam dalam jiwa pemeluknya, yaitu: bahwa alam semesta yang didiami manusia di permukaan bumi dan di bawah kolong langit tidak berjalan tanpa aturan dan tanpa bimbingan, dan tidak juga berjalan mengikuti kehendak hawa nafsu seseorang. Sebab hawa nafsu manusia, karena kebutaan dan kesesatannya, selalu bertentangan.

Firman Allah:

وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُعْرِضُونَ
"Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu." (al-Mu'minun: 71)
Namun perlu dimaklumi, bahwa alam ini dikendalikan dengan undang-undang dan hukum yang tetap, tidak pernah berubah dan berganti, sebagaimana telah dinyatakan oleh al-Quran dalam beberapa ayat, antara lain sebagai berikut:
اسْتِكْبَارًا فِي الأرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِ وَلا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلا بِأَهْلِهِ فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلا سُنَّةَ الأوَّلِينَ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلا
"karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunah Allah itu." (Fathir: 43)
Kaum muslimin telah belajar dari kitabullah dan sunnah Rasul supaya menjunjung tinggi sunnatullah yang berbentuk alam semesta ini dan mencari musabab yang diperoleh dari sebab-sebab yang telah diikatnya oleh Allah, serta supaya mereka menolak apa yang dikatakan sebab yang sekedar dugaan semata yang biasa dilakukan oleh para biksu, ahli-ahli khurafat dan pedagang agama.

 Semoga Bermanfaat.
Wallahul Hadi Ilas Shirathil Mustaqim

Rabu, 21 Maret 2012

Kisah Muallaf

Sir Abdullah Archibald Hamilton


Negarawan dan Bangsawan Inggris
Sejak saya menginjak usia dewasa, keindahan, kemudahan dan kemurnian Islam itu selalu menarik perhatian saya. Walaupun saya dilahirkan dan dibesarkan sebagai orang Kristen, sebenarnya saya tidak bisa percaya kepada dogma-dogma yang diajarkan oleh Gereja, dan saya selalu menggunakan akal dan pikiran untuk mengatasi keimanan yang membuta.
Berbareng dengan majunya zaman, saya menginginkan kedamaian dengan Maha Pencipta saya, dan ternyata bahwa baik Gereja Roma maupun Gereja Inggris, tidak ada yang bisa inemberikan kepuasan kepada saya.
Saya memeluk agama Islam, hanyalah untuk memenuhi panggilan hati nurani saya, dan sejak itu saya merasa telah menjadi orang yang lebih baik dan lebih benar dari pada sebelumnya.
Tidak ada satupun agama yang dimusuhi orang-orang jahil dan berprasangka seperti agama Islam. Pada hal jika orang tahu, Islam itu adalah agama yang memberikan kekuatan kepada orang yang lemah, dan memberikan rasa kecukupan kepada orang yang miskin. Dan ternyata bahwa alam kemanusiaan itu terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:
  1. Golongan yang dianugerahi Tuhan dengan harta kekayaan.
  2. Golongan yang harus bekerja berat untuk mencukupi keperluan hidupnya.
  3. Golongan penganggur yang tidak mendapat lapangan kerja atau mereka yang jatuh pailit bukan karena kesalahan mereka sendiri.
Islam juga mengakui bakat luar biasa dan hak-hak perseorangan. Islam itu konstruktif (membangun) bukan destruktif (merusak). Sebagai contoh, jika seorang pemilik tanah yang kaya dan tidak butuh untuk menanaminya, sehingga dia tidak menggarap tanahnya itu berulang kali, maka hak miliknya itu menjadi hak milik umum dan menurut hukum Islam diberikan kepada orang yang pertama menanaminya.
Islam melarang keras penjudian atau permainan-permainan yang berdasarkan untung-untungan. Islam melarang segala macam minuman keras dan mengharamkan riba yang dapat menimbulkan penderitaan hidup manusia. Jadi dalam Islam, tidak seorangpun boleh menarik untung dari keadaan orang lain yang kebetulan kurang beruntung dalam hidupnya.
Kita (kaum Muslimin) tidak percaya kepada aliran Jabariyah (fatalism) yang hanya menunggu nasib semata-mata, tidak pula percaya kepada aliran Qadariyah (predestination) yang menganggap bahwa manusia menentukan nasibnya sendiri. Kita hanya percaya kepada imbalan yang diberikan Allah s.w.t. atas perbuatan dan pemikiran kita.
Menurut kita, iman atau kepercayaan yang tanpa perbuatan itu tidak ada artinya, sebab iman itu saja tidak cukup, kecuali jika hidup kita sesuai dengan itu. Kita percaya kepada adanya pertanggungan jawab kita sendiri atas segala perbuatan kita di dunia dan di akhirat. Kita harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita, dan tidak ada seorangpun yang bisa memikul dosa atau kesalahan orang lain.
Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan atas dasar fithrah, tanpa dosa. Islam juga mengajarkan bahwa manusia, pria maupun wanita, berasal dari satu keturunan (Adam dan Hawa), bahwa keadaan ruhnya sama, dan bahwa Allah s.w.t. inemberikan kekuatan yang sama agar tiap-tiap manusia dapat menempuh hidup sesuai dengan yang dikehendakinya menurut akal, jiwa dan moral.
Saya kira saya tidak perlu berbicara banyak tentang persaudaraan ummat manusia universal dalam ajaran Islam, sebab hal itu sudah merupakan kenyataan yang diakui oleh seluruh dunia. Bangsawan dan rakyat biasa, kaya dan miskin semua sama. Sungguh saya telah melihat kejujuran dan kemurahan hati Saudara-saudara saya kaum Muslimin, dan saya selalu percaya atas segala perkataan dan janji mereka. Mereka selalu memperlakukan saya dengan adil sebagai manusia dan sebagai saudara, dan telah membuktikan keramahan mereka kepada saya, sehingga saya tidak merasa asing dalam lingkungan mereka.
Kesimpulan, saya ingin menyatakan bahwa pada waktu Islam membimbing ummat manusia dalam kehidupannya sehari-hari, justru agama Kristen, dalam teori dan praktek mengajarkan kepada para penganutnya supaya berdo'a dan bersembahyang kepada Tuhan pada hari Minggu dan menerkam makhluk-Nya pada hari-hari selebihnya.

Tentang Pengarang : Sir Abdullah Archibald Hamilton

Sebelum memeluk agama Islam, beliau bernama Sir Charles Edward Archibald Watkin Hamilton. Memeluk agama Islam pada tanggal 20 Desember 1923. Beliau adalah seorang negarawan Inggris yang terkenal, mencapai tingkat kebangsawanan bermacam-macam. Beliau lahir pada tanggal 10 Desember 1876, seorang Letnan dalam Royal Defence Corp dan President Salsy Conservative Association.

Semoga Bermanfaat :)

Wallahul Hadi Ilas Shiratil Mustaqim

Dua Karakter Da’i: “Cerdas dan Bersih“

            Agar dakwah kita berhasil maka seorang da'i harus memiliki dua sifat ini: "cerdas dan bersih".

Yang saya maksud adalah cerdas akalnya dan bersih hatinya. Saya tidak mensyaratkan kecerdasan yang brilian. Cukuplah apabila dapat memandang segala sesuatu secara proporsional, tidak ditambah atau diku-rangi. Sebab, saya menyaksikan sebahagian orang memiliki pola pikir yang kacau. Tidak tepat ketika mempersepsi realita, sehingga menganggap adat sebagai ibadah, sunah sebagai hal wajib, dan penampilan fisik sebagai hal yang utama. Hal inilah yang dapat mengacaukan terapi penyelesaian kasus-kasus yang timbul dan menyebabkan dakwah mengalami kegagalan yang serius.

Sifat "bersih" menyangkut kondisi hati yang saya kehendaki bukanlah seperti "bersihnya malaikat" tetapi hati yang dapat mencintai dan menyayangi orang lain. Tidak bersuka ria di atas kesalahan dan penderitaan orang lain. Bahkan, merasa sedih atas kesalahan mereka dan berharap agar mereka mendapat jalan kebenaran. Saya pernah didatangi oleh seorang mahasiswa yang memberitahukan bahawa beberapa orang akan mengada-kan pentas musik. la bersama teman-temannya akan mencegah pentas ini dengan jalan apa pun, termasuk dengan car a kekerasan. Saya katakan padanya, "Saya sepakat dengan kalian dalam menghentikan pesta ini. Tetapi, sampaikanlah pendapat dan nasihatku ini kepada mereka. Tidak pan-tas bersuka ria di saat banyak peristiwa menyedihkan, baik lokal maupun internasional. Bagaimana kita bernyanyi-nyanyi sementara puluhan ribu kaum muslimin terbunuh, terluka, dan terusir. Bencana Palestina dan Afghanistan masih terus berlangsung dan masa depan Islam di kedua negara tersebut masih suram. Sementara itu perang saudara di Somalia telah menelan korban ratusan kali lipat daripada perang saudara di Yugoslavia. Musibah banjir besar telah merenggut korban di Iskan-daria, serta musibah-musibah lain di berbagai tempat. Lalu untuk apa kita bernyanyi-nyanyi?

Apakah hati kita sekeras batu?"

"Mereka tidak akan menerima saran ini!" ujar mahasiswa tersebut. Lalu saya katakan, "Coba tanya mereka, apa yang akan dinyanyikan? Apakah syair cinta murahan dan lagu selera rendah? Kalau memang demikian bererti masyarakat ini sedang sakit perasaannya dan tidak akan memunculkan sesuatu kecuali keburukan. Seharusnya pada masa-masa krisis yang sedang mengepung kita ini, kita menjauhi suara-suara yang tidak berguna."

"Saya tidak akan mengatakan seperti yang Anda anjurkan tadi, tetapi akan saya katakan kepada mereka, bahawa Allah telah mengharamkan nyanyian dan kami akan bubarkan pesta itu di depan panitia penyeleng-gara!" jawab mahasiswa tersebut. Kemudian saya katakan kepadanya, "Kamu ini masih tergolong baru di kancah dakwah, mengapa tidak mengambil pelajaran dari pengalaman para pendahulu-mu? Apalagi Islam banyak mempunyai musuh yang sedang menanti, jadi jangan tunjukkan kepada mereka kekurangpahaman dan keburukan tmdakan kita!"

Ternyata la menolak dan tetap pada prinsip semula. Akhirnya mereka ditangkap polisi dan sebahagian masuk penjara. Saya selalu memberi nasihat kepada aktivis Islam untuk senantiasa bersikap bijaksana dalam dakwah. Saya tekankan agar tidak memben peluang kepada musuh-musuh Islam untuk menyerang dan memojok-kan Islam maupun para da'I hanya gara-gara semangat yang dibarengi sikap ceroboh.

Hendaklah tujuan utamanya adalah pembinaan aqidah, akhlak, dan ibadah.

Adapun masalah-masalah khilafiyah, tidak ada hubungannya dengan dakwah dan prinsip amar ma'ruf nahi munkar. Nabi Daud as. dan Sulaiman as. saja tidak berselisih dalam masalah tanaman yang dirusak dan dimakan kambing. Sebahagian ulama, ada yang berpendapat bahawa menyusui sewaktu besar sama hukumnya dengan ketika masih kecil. Bila timbul khilaf, hendaknya dibahas pada bidangnya (pada masalah fiqihnya saja). Adapun menga-lihkannya ke bidang dakwah merupakan kesalahan besar.

Seorang da'i yang tidak memiliki kecerdasan akal dan kebersihan hati, akan membuat problem yang rumit di tengah perkembangan Islam. Saya pernah pergi ke Kanada dan Amerika Serikat —ketika saya menjadi utusan Rabithah Alam Islami— . Di sana banyak da'i yang mele-takkan "bebatuan" di tengah-tengah jalan Islam, yang mereka ambil dari lingkungan hidup zaman dahulu agar laju perkembangan dakwah berhenti di tengah-tengah dunia baru. Mereka marah kerana membela madzhab dan kepentingannya dengan mengatasnamakan Islam. Tetapi Allah mengetahui bahawa sesungguhnya mereka memperlukan orang yang dapat menyinari akal pikiran mereka dan membersihkan hatinya.

(Syaikh Abbas Hasan As-Siisi)


Semoga Bermanfaat.

Wallahul Hadi Ilas Shiratil Mustaqim


Sepuluh Hal yang termasuk Egois/Keras Hati/Pelit


عشرة أشياء من الحفاء
۱- رجل أو امرأة يدعو لنفسه ولا يدعو لوالديه والمؤمنين.
۲- رجل يقرأ القرآن ولا يقرأ فى كل يوم مائة آية.
۳- رجل دخل المسجد وخرج ولم يصل ركعتين.
٤- رجل يمر على المقابر ولم يسلم عليهم ولم يدع لهم.
۵- رجل دخل مدينة فى يوم الجمعة ثم خرج ولم يصل الجمعة.
٦- رجل أو امرأة نزل فى محلتهما عالم ولم يذهب اليه أحد ليتعلم منه شيأ من العلم.
۷- رجلان تراففا ولم يسأل أحدهما عن اسم صاحبه.
۸- رجل دعاه رجل الى ضيافة فلم يذهب الى الضيافة.
۹- شاب يضيع شبابه وهو فارغ ولم يطلب العلم والأدب.
۱۰- رجل شبعان وجاره جائع ولا يعطيه شيأ من طعامه.

  :)  Semoga bermanfaat

Wallahul Hadi Ilas Shiratil Mustaqim