Siang
itu, matahari terik bersinar di suatu tempat di muka bumi, tampak berjalan
tenang sesosok iblis menuju rumah Tuhan. Iblis kemudian duduk di antara
manusia-manusia yang juga hendak menghadap Sang Maha Pencipta. Tak lama
kemudian, iblis pun segera menyampaikan maksud dan tujuannya datang menghadap.
Wahai Tuhan, raja alam semesta yang menggenggam hati setiap mahluk. Aku tahu dan sangat faham bahwa Engkau mengetahui apa maksud kedatanganku, tapi perkenankan aku mengutarakannya pada-Mu. Aku adalah pemimpin para iblis di regional Indonesia. Aku kemari hendak melaporkan kemajuan dalam menepati janji kami dahulu pada-Mu yaitu menjerumuskan manusia ke dalam neraka jahanam untuk mendampingi kami yang kelak akan kekal disana.
Wahai Tuhan, raja alam semesta yang menggenggam hati setiap mahluk. Aku tahu dan sangat faham bahwa Engkau mengetahui apa maksud kedatanganku, tapi perkenankan aku mengutarakannya pada-Mu. Aku adalah pemimpin para iblis di regional Indonesia. Aku kemari hendak melaporkan kemajuan dalam menepati janji kami dahulu pada-Mu yaitu menjerumuskan manusia ke dalam neraka jahanam untuk mendampingi kami yang kelak akan kekal disana.
Aku berterima kasih pada-Mu karena menempatkan aku di Indonesia, sebuah negeri beroktan tinggi yang masyarakatnya sangat mudah dihasut , dijerumuskan, dan disesatkan. Sebuah tempat heterogen, multi etnis, yang berpotensi besar menjadi biang konflik dalam berbagai hal. Tempat inilah surgaku sebelum aku menyambut siksamu kelak. Wahai Tuhan, ada beberapa hal yang aku akan laporkan pada-Mu, tentang prestasiku yang mungkin tidak dicapai oleh para iblis di belahan bumi lainnya. Iblis pun tersenyum.
Pertama, aku sudah berhasil memutuskan urat malu masyarakat Indonesia. Mereka sekarang sudah tidak malu lagi untuk melakukan berbagai kesalahan, baik kecil maupun besar. Jika di belahan bumi lain mereka yang melakukan kesalahan akan mundur dari jabatan/posisinya dan meminta maaf, maka di sini aku mampu membuat mereka bertahan dengan berbagai alasan. Bahkan, aku telah memberikan konsultasi gratis pada mereka agar mampu berargumen atas kesalahan dan gengsi meminta maaf.
Saat ini bangsa Indonesia tidak malu lagi menjadi bangsa peminta-minta. Dan ini terjadi di pelbagai lapisan dan elemen masyarakat. Engkau sangat tahu wahai Tuhan, pengemis berlimpah ruah disini, mulai dari pengemis kelas kakap sampai pengemis kelas teri, karena aku sudah tanamkan sifat malas dalam diri mereka.
Kedua, wahai Tuhan, aku sudah mampu membuat bangsa ini menjadi bangsa lembek. Disetiap cobaan dan bencana yang Engkau datangkan, aku membuat mereka menyalahkan-Mu atas apa yang menimpa mereka. Kemudian, aku ekspos secara besar-besaran duka mereka agar mereka memiliki jiwa yang rapuh dan lemah. Akhirnya Tuhan, aku senang karena berhasil membuat mereka selalu menyalahkan-Mu atas berbagai keadaan yang ada pada diri, keluarga, maupun kelompoknya tanpa pernah mau berusaha bangkit dari keterpurukan.
Ketiga, wahai Tuhan, aku telah berhasil memisahkan kehidupan dunia mereka dan kehidupan spiritualnya. Ketika mereka berada di lingkungan kerja maka mereka berkata “Ini urusan dunia, jangan bicara spiritualitas”. Lalu, ketika bereka berada di lingkungan peribadatan maka mereka berkata “Jangan bicara masalah dunia yang kotor karena disini tempat beribadah yang suci”. (Haha… Iblis tertawa) Mereka lupa bahwa seluruh kehidupan mereka di dunia adalah dalam rangka ibadah kepada-Mu. Jadi mohon maaf Tuhan, jika di Indonesia ini banyak sekali orang yang mengaku beriman pada-Mu, namun korupsi dan berbagai macam tindak kejahatan lainnya semakin marak dari hari ke hari.
Keempat, aku sudah berhasil masuk ke setiap keluarga Indonesia. Tidakkah Engkau perhatikan bahwa angka perceraian dan perselingkuhan semakin tinggi saat ini? Aku berhasil menghasut para suami dan istri untuk tidak saling setia atau membuat mereka terlihat baik di depan pasangannya padahal berbuat curang dibelakangnya. Aku membuat para orang tua tidak mampu mendidik anak-anaknya untuk mengenal dan dekat pada-Mu.
Wahai Tuhan, lihatlah kasus Almira di Jawa Timur. Seorang bayi perempuan berusia 18 bulan yang digigit bibirnya. Kemudian, ia dibunuh oleh ayahnya dengan cara disumpal menggunakan kain setelah sebelumnya diikat tangan kakinya menggunakan tali rafia. Semua itu hanya karena Almira menangis kelaparan disaat ibunya tengah menanak nasi. Aku sudah berhasil membuat para orang tua lebih kejam dan lebih hina dari semua mahluk-Mu bahkan binatang sekalipun.
Kelima, aku sudah buat mereka semakin materialistis, memandang segala sesuatu hanya dari sudut pandang materi. Lihatlah, wahai Tuhan, para hamba-Mu yang berkeliaran di muka bumi itu. Bagaimana cara mereka mendapatkan harta itu? Saling sikut, saling fitnah, dan tak jarang caci maki terlontar dari mulutnya. Adakah mereka santun menyambut rizki dari-Mu?
Lihatlah bagaimana para lelaki melihat wanita. Tak jarang, syahwat sesaat karena fisik lebih dikedepankan dari pada hati. Lihatlah pula apa yang dicari oleh wanita dari seorang lelaki. Hehe… Wahai Tuhanku Yang Maha Lembut, begitu mudahnya aku menggelincirkan mereka karena Engkau ciptakan aku mampu memberi bisikan ke hati setiap manusia.
Keenam, di pemerintahan, aku beserta tim iblis lainnya berhasil membuat para pemimpin bangsa ini egois dengan lebih mementingkan kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompok yang mendukung tujuannya. Aku buat mereka bisu disaat masyarakat perlu dukungan. Dan aku buat mereka tuli disaat terjadi pertikaian maupun pertentangan di tengah masyarakat.
Para tokoh bangsa dan agama pun sudah aku susupi dengan berbagai kepentingan politik sehingga masyarakat Indonesia sudah kehilangan panutan dan tempat bertanya. Aku buat para pemimpin dan tokoh tak mau diingatkan atau ditegur serta lupa diri dengan jabatan dan ilmu pengetahuannya. Sehingga mereka lupa bahwa mereka hanyalah hamba-Mu yang tak luput juga dari kesalahan.
Ini yang ke tujuh, wahai Tuhan. Aku berhasil mengaburkan segala hal tentang agama-Mu. Aku telah membuat nabi-nabi palsu diantara manusia serta membuat mereka serasa mendekat pada-Mu. Padahal, mereka semakin jauh dari-Mu. Aku bisa membuat manusia berteriak dengan lantang menyebut dan mengagungkan nama-Mu. Namun, mereka merusak dan menyakiti mahlukmu yang lainnya.
Aku bisa membuat manusia menyerukan ajaran-Mu dan disaat lain mereka sendiri yang melanggarnya. Akulah iblis, wahai Tuhan, yang telah membuat sifat manusia sama seperti sifatku. Yang merasuk ke hati manusia dan membuatnya busuk. Yang selalu mampu menggelincirkan hati manusia disetiap kebaikannya. Dan, akulah yang membuat keadaan Indonesia ini tidak tenang apalagi nyaman dengan berbagai pertikaian dan permasalahan sosialnya.
Wahai Tuhanku, Yang abadi dan tak pernah tidur. Dahulu, Engkau ciptakan aku dengan kemuliaan dan Engkau tempatkan aku lebih tinggi daripada malaikat. Engkau telah janjikan neraka padaku maka aku pastikan akan mengumpulkan sebanyak-banyaknya anak cucu Adam untuk menemaniku. Aku memang belum 100% berhasil karena ternyata masih banyak juga yang sangat sulit aku kendalikan. Oleh karenanya, aku akan teruskan teror di muka bumi dan tak akan pernah peduli akan kapan datangnya hari pembalasan. Toh, aku telah tahu kemana kelak kembaliku. (Iblis tersenyum). Akhir kata, wahai Tuhan. Aku membawa sesuatu ke rumahmu, sebuah hadiah yang sedang dibawa oleh kurirku. Engkau sudah tahu hadiah apa itu Tuhan.
Tepat setelah kutbah Jum’at selesai dan imam membaca takbiratul ikhram, bom meledak. Paku terlontar ke berbagai arah di dalam masjid Adz-Dzikra Mapolresta Cirebon, Jawa Barat pada 15 April 2011. Kurir iblis yang membawa bom meninggal seketika dengan perut hancur terburai namun wajahnya masih utuh sehingga mudah dikenali. Tak ada korban meninggal lainnya disana selain yang menderita luka-luka.Iblis pun pergi dari rumah Tuhan dengan tertawa dan meninggalkan kurirnya yang terkapar sendirian di dalam masjid. Sementara, manusia lainnya sibuk berhamburan keluar guna menyelamatkan diri atau rekan-rekan lainnya.
Semoga Bermanfaat
Wallahul Haadi Ilas Shiratil Mustaqim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar