Kamis, 30 Agustus 2012
Gak Berjilbab Gak Keren!! (Pesona Keindahan Jilbab)
Jilbab?Arti kata jilbab ketika Al-Qur’an diturunkan adalah kain yang menutup dari atas sampai bawah, tutup kepala, selimut, kain yang di pakai lapisan yang kedua oleh wanita dan semua pakaian wanita, ini adalah beberapa arti jilbab seperti yang dikatakan Imam Alusiy dalam tafsirnya Ruuhul Ma’ani
Imam Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan; Jilbab berarti kain yang lebih besar ukurannya dari khimar (kerudung), sedang yang benar menurutnya jilbab adalah kain yang menutup semua badan.
Saat ini banyak kaum wanita yang menggunakan jilbab dan seakan-akan menjadi tren mode. Jilbab yang digunakan pun beraneka ragam. Mulai dari jilbab gaul sampai jilbab syar’i.Namun banyak juga di antaraya yang belum terbukanya pintu hidayah untuk mengenakan jilbab,dengan berbagai alasan takut rambutnya rusak,gerah,menutupi kecantikannya,belum siap dll.
Padahal perintah mengenakan jilbab ini telah tertuang dalam Al Qur'an:
Firman Allah surat Al-Ahzab ayat 59:
“ Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin:Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Mengapa wanita muslim saat ini banyak yang mengabaikan hal itu? Banyak alasan mereka. Mereka menganggap jilbab itu kuno, ketinggalan jaman, bahkan ada juga yang sengaja meninggalkan jilbab demi mengumbar aurat dan kecantikan mereka.Kalau saya di tanya,Apakah benar, Jilbab Tak Akan Menutupi Kecantikan? Jawab saya YA!!! Karena dengan menggunakan jilbab, akan banyak keuntungan-keuntungan bagi para akhwat….
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan memerintahkan sesuatu tanpa alasan. Jadi sudah seharusnya kita menaati Rosulullah dan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kenapa harus berjilbab?
Selamat dari adzab Allah (adzab neraka)
“Ada dua macam penghuni Neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya; sekelompok laki-laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, yang dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita-wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium dari jarak yang jauh” (HR. Muslim).
Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.
“Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.
Menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada ayat diatas, berjilbab merupakan perintah Allah secara langsung kepada para wanita muslim. Sehingga apabila para akhwat telah menjalankan perintah-Nya, hal itu juga merupakan bagian dari keimanannya kepada Allah
Merupakan Sebuah Kemuliaan
Jelas bahwasanya wanita yang menggunakan jilbab akan mendapatkan kemuliaan, baik di akhirat ataupun di dunia. Di akhirat dia akan mendapat kemuliaan karena telah menjalankan perintah-Nya. Dan di dunia dia akan disegani, karena secara umum, orang-orang akan memandang bahwa wanita yang berjilbab merupakan wanita yang baik-baik.
Sebagai Pelindung
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan”
Sabda beliau yang lain (yang artinya): “Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya.”
Dari Hadist di atas, di terangkan bahwa Allah akan melindungi orang-orang yang mempunyai rasa malu. Jika di pikir-pikir, wanita yang mengenakan jilbab/ tidak menampakkan auratnya, akan mengurangi pandangan negatif bagi para lelaki. Sehingga wanita itu akan lebih terlindungi dari kejahatan-kejahatan asusila.
Gambaran Calon Istri yang Baik
Wanita yang berjilbab akan memiliki kekuatan iman yang lebih, dengan itu maka akan banyak lelaki yang mempertimbangkan. Karena dengan kekuatan iman yang lebih itu, kelak akan menanamkan kebaikan-kebaikan kepada anaknya, dan mengembangkan keimanan di dalam rumahtangga.
Cantik Luar Dalam
Secara fisik, wanita yang berjilbab telah menampilkan kemuliaan-kemuliaan, dan menunjukkan bahwa memiliki harga diri. Disertai keimanan yang kuat tadi, akan menambah kecantikannya secara batin dan menjadi idaman setiap pria muslim tentunya.
Akan seperti bidadari surga
“Dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya, mereka tak pernah disentuh seorang manusia atau jin pun sebelumnya.” (QS. Ar-Rahman: 56)
“Mereka laksana permata yakut dan marjan.” (QS. Ar-Rahman: 58)
“Mereka laksan telur yang tersimpan rapi.” (QS. Ash-Shaffaat: 49)
Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga. Yaitu menundukkan pandangan, tak pernah disentuh oleh yang bukan mahramnya, yang senantiasa dirumah untuk menjaga kehormatan diri. Wanita inilah merupakan perhiasan yang amatlah berharga.
Memelihara kecemburuan laki-laki
Sifat cemburu adalah sifat yang telah Allah subhanahu wata’ala tanamkan kepada hati laki-laki agar lebih menjaga harga diri wanita yang menjadi mahramnya. Cemburu merupakan sifat terpuji dalam Islam.
“Allah itu cemburu dan orang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin menghampiri apa yang diharamkan-Nya.” (HR. Muslim)
Bila jilbab ditanggalkan, rasa cemburu laki-laki akan hilang. Sehingga jika terjadi pelecehan tidak ada yang akan membela.
Mencegah penyakit kanker kulit
Kanker adalah sekumpulan penyakit yang menyebabkan sebagian sel tubuh berubah sifatnya. Kanker kulit adalah tumor-tumor yang terbentuk akibat kekacauan dalam sel yang disebabkan oleh penyinaran, zat-zat kimia, dan sebagainya.
Penelitian menunjukkan kanker kulit biasanya disebabkan oleh sinar Ultra Violet (UV) yang menyinari wajah, leher, tangan, dan kaki. Kanker ini banyak menyerang orang berkulit putih, sebab kulit putih lebih mudah terbakar matahari.
Kanker tidaklah membeda-bedakan antara laki-laki dan wanita. Hanya saja, wanita memiliki daya tahan tubuh lebih rendah daripada laki-laki. Oleh karena itu, wanita lebih mudah terserang penyakit khususnya kanker kulit.
Oleh karena itu, cara untuk melindungi tubuh dari kanker kulit adalah dengan menutupi kulit. Salah satunya dengan berjilbab. Karena dengan berjilbab, kita melindungi kulit kita dari sinar UV. Melindungi tubuh bukan dengan memakai kerudung gaul dan baju ketat. Kenapa? Karena hal itu percuma saja. Karena sinar UV masih bisa menembus pakaian yang ketat apalagi pakaian transparan. Berjilbab disini haruslah sesuai kriteria jilbab.
Memperlambat gejala penuaan
Penuaan adalah proses alamiah yang sudah pasti dialami oleh semua orang yaitu lambatnya proses pertumbuhan dan pembelahan sel-sel dalam tubuh. Gejala-gejala penuaan antara lain adalah rambut memutih, kulit keriput, dan lain-lain.
Penyebab utama gejala penuaan adalah sinar matahari. Sinar matahari memang penting bagi pembentukan vitamin Dyang berperan penting terhadap kesehatan kulit. Namun, secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa sinar matahari merangsang melanosit (sel-sel melanin) untuk mengeluarkan melanin, akibatnya rusaklah jaringan kolagen dan elastin. Jaringan kolagen dan elastin berperan penting dalam menjaga keindahan dan kelenturan kulit.
Jilbab adalah kewajiban untuk setiap muslimah.
Krim-krim pelindung kulit pun tidak mampu melindungi kulit secara total dari sinar matahari. Sehingga dianjurkan untuk melindungi tubuh dengan jilbab.
Jilbab adalah kewajiban untuk setiap muslimah. Dan jilbab pun memiliki manfaat. Ternyata tak sekedar membawa manfaat ukhrawi namun banyak juga manfaat duniawinya. Jilbab tak hanya sekedar menjaga iman dan takwa pemakainya, namun juga membuat kulit terlindungi dari penyakit kanker dan proses penuaan.
Ternyata jilbab tak sekedar membawa manfaat ukhrawi namun banyak juga manfaat duniawinya.Jilbab tak hanya sekedar menjaga iman dan takwa pemakainya, namun juga membuat kulit terlindungi dari penyakit kanker dan proses penuaan.
Dari beberapa uraian di atas, semoga menimbulkan kesadaran bagi kita semua umat muslim. Untuk saling mengajak dalam kebaikan, dan mengingatkan dalam keburukan. Semoga Allah memudahkan urusan kita semua.
Semoga Bermanfaat
Wallahul Haadi Ilas Shiratil Mustaqim
Jumat, 24 Agustus 2012
20 Keistimewaan wanita di mata islam
Mungkin
sedikit di antara wanita yang tahu akan keistimewaan yang di milikinya.Banyak
yang beranggapan bahwa cantik adalah segala-galanya,padahal dalam islam cantik
itu masih belum ada apa-apanya di bandingkan keistimewaan yang lainnya.
Mengapa wanita dijadikan
perhiasan? Karena wanita itu indah. Dia mempunyai daya tarik yang tinggi
sehingga membuat laki-laki terpesona. Kondisi ini sama-sama disadari oleh kedua
belah pihak, sehingga jika hanya bermodalkan daya tarik fisik, fitrah itu
justru akan menjerumuskan. Bukan ni'mat yang didapat, tetapi la'nat.
Na'udzubillah. Demikian pula kesenangan-kesenangan yang lain. Tanpa norma,
kesenangan itu justru membawa sengsara.
Sungguh-sungguh mulia wanita sholehah mempunyai kans besar untuk menyelamatkannya. Dengan kesholehannya, dia tebarkan rahmat ke sekelilingnya: keluarga, teman, tetangga, serta suamu dan anak (kalau ada). Dia bantu mereka untuk taqwa kepada Allah. Menjalankan perbuatan terpuji dan benar, menjauhi yang keji dan munkar. Dengan akhlaqnya yang sholehah mereka berikhtiar. Bukan malah menyeret mereka ke siksa neraka.
Berikut Ane paparkan 20 keistimewaan wanita di mata islam:
1. Wanita
itu Cantik
2. Wanita yang solehah ( baik ) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang soleh.
3. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seperti orang yang senantiasa menangis Karena takut Allah SWT dan orang yang takut Allah SWT akan diharamkan api neraka keatas tubuhnya.
4. Barang siapa yang membawa hadiah ( barang, makanan dari pasar kerumah ) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukai akan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S
5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama aku ( Rasulullah SAW ) di dalam surga.
6. Barang siapa yang mempunyai tiga anak perempuan atau tiga Saudara perempuan atau dua Saudara perempuan , lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah surga.
7. Dari Aisyah r.a. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka , maka mereka akan menjadi penghalang baginya api neraka."
8. Surga itu di bawah telapak kaki ibu.
9. Apabila memanggilmu dua orang ibu bapamu maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga . Masuklah dari manapun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
11. Wanita yang taat pada suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristigfar baginya selama dia taat kepada suaminya dan rekannya ( serta menjaga sembahyang dan puasanya ).
12. Aisyah r.a. berkata " aku bertanya pada rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda "suaminya". Siapa pula berhak terhadap lelaki?" jawab Rasulullah SAW "Ibunya"
13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat pada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki
14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia kedalam surga lebih dahulu daripada suaminya ( 10.000 tahun )
15. Apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristigfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan.
16. Apabila seorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT
17. Apabila seorang perempuan melahirkan anak, keluarlah ia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkan
18. Apabila telah lahir ( anak ) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari susunya diberi satu kebajikan
19. Apabila semalaman ( ibu ) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.
20. Do'a wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda : " Ibu lebih penyayang daripada Bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.
2. Wanita yang solehah ( baik ) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang soleh.
3. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seperti orang yang senantiasa menangis Karena takut Allah SWT dan orang yang takut Allah SWT akan diharamkan api neraka keatas tubuhnya.
4. Barang siapa yang membawa hadiah ( barang, makanan dari pasar kerumah ) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukai akan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S
5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama aku ( Rasulullah SAW ) di dalam surga.
6. Barang siapa yang mempunyai tiga anak perempuan atau tiga Saudara perempuan atau dua Saudara perempuan , lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah surga.
7. Dari Aisyah r.a. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka , maka mereka akan menjadi penghalang baginya api neraka."
8. Surga itu di bawah telapak kaki ibu.
9. Apabila memanggilmu dua orang ibu bapamu maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga . Masuklah dari manapun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
11. Wanita yang taat pada suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristigfar baginya selama dia taat kepada suaminya dan rekannya ( serta menjaga sembahyang dan puasanya ).
12. Aisyah r.a. berkata " aku bertanya pada rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda "suaminya". Siapa pula berhak terhadap lelaki?" jawab Rasulullah SAW "Ibunya"
13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat pada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki
14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia kedalam surga lebih dahulu daripada suaminya ( 10.000 tahun )
15. Apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristigfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan.
16. Apabila seorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT
17. Apabila seorang perempuan melahirkan anak, keluarlah ia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkan
18. Apabila telah lahir ( anak ) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari susunya diberi satu kebajikan
19. Apabila semalaman ( ibu ) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.
20. Do'a wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda : " Ibu lebih penyayang daripada Bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.
Smoga Bermanfaat
Wallahul Haadi Ilas Shiratil Mustaqim
Rabu, 22 Agustus 2012
Kisah Azazil Si iblis
Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali disebutkan bahwa ada Iblis sebelum dilaknat oleh Allah. Cerita tentang kesombongan, tentang takabur, tentang selalu berbangga diri pun, adalah sebuah kisah yang lebih tua dibanding penciptaan manusia. Ia hadir dan berawal ketika manusia masih dalam perencanaan penciptaan. Karena hanya para malaikat makhluk yang diciptakan sebelum manusia, kesombongan sejatinya berhulu dari malaikat. ADALAH Azazil, malaikat yang dikenal penduduk surga karena doanya mudah dikabulkan oleh Allah. Karena selalu dikabulkan oleh Allah, bahkan para malaikat pernah memintanya untuk mendoakan agar mereka tidak tertimpa laknat Allah.
Tersebutlah suatu ketika saat berkeliling di surga, malaikat Israfil mendapati sebuah tulisan "Seorang hamba Allah yang telah lama mengabdi akan mendapat laknat dengan sebab menolak perintah Allah." Tulisan yang tertera di salah satu pintu surga itu, tak pelak membuat Israfil menangis. Ia takut, itu adalah dirinya. Beberapa malaikat lain juga menangisdan punya ketakutan yang sama seperti Israfil, setelah mendengar kabar perihal tulisan di pintu surga itu dari Israfil. Mereka lalu sepakat mendatangi Azazil dan meminta didoakan agar tidak tertimpa laknat dari Allah. Setelah mendengar penjelasan dari Israfil dan para malaikat yang lain, Azazil lalu memanjatkan doa.
"Ya Allah. Janganlah Engkau murka atas mereka."
Di luar doanya yang mustajab, Azazil dikenal juga sebagai Sayidul Malaikat alias penghulu para malaikat dan Khazinul Jannah (bendaharawan surga). Semua lapis langit dan para penghuninya, menjuluki Azazil dengan sebutan penuh kemuliaan meski berbeda-beda:
Pada langit lapis pertama , ia berjuluk Aabid, ahli ibadah yang mengabdi luar biasa kepada Allah pada langit lapis pertama,
Di langit lapis kedua, julukan pada Azazil adalah Raki atau ahli ruku kepada Allah,
Di langit lapis ke tiga, ia berjuluk Saajid atau ahli sujud,
Di langit ke empat ia dijuluki Khaasyi karena selalu merendah dan takluk kepada Allah,
Di langit lapis kelima menyebut Azazil sebagai Qaanit Karena ketaatannya kepada Allah,
Di langit keenam Gelar Mujtahid, karena ia bersungguh-sungguh ketika beribadah kepada Allah.
Pada langit ketujuh, ia dipanggil Zaahid, karena sederhana dalam menggunakan sarana hidup.
Selama 120 ribu tahun, Azazil, si penghulu para malaikat menyandang semua gelar kehormatan dan kemuliaan, hingga tibalah ketika para malaikat melakukan musyawarah besar atas undangan Allah. Ketika itu, Allah, Zat pemilik kemutlakan dan semua niat, mengutarakan maksud untuk menciptakan pemimpin di bumi.
"Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi."begitulah firman Allah.(QS. Al Baqarah : 30)
Semua malaikat hampir serentak menjawab mendengar kehendak Allah.
"Ya Allah, mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi, yang hanya akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau." (QS. Al Baqarah : 30)
Allah menjawab kekhawatiran para malaikat dan meyakinkan bahwa, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah : 30)
Allah lalu menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam. Kepada para malaikat, Allah memperagakan kelebihan dan keistimewaan Adam, yang menyebabkan para malaikat mengakui kelebihan Adam atas mereka. Lalu Allah menyuruh semua malaikat agar bersujud kepada Adam, sebagai wujud kepatuhan dan pengakuan atas kebesaran Allah. Seluruh malaikat pun bersujud, kecuali Azazil.
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasukgolongan orang-orang yang kafir" (Al Baqarah: 34)
Bersemi Sejak di Awal Surga Sebagai penghulu para malaikat dengan semua gelar dan sebutan kemuliaan, Azazil merasa tak pantas bersujud pada makhluk lain termasuk Adam karena merasa penciptaan dan statusnya yang lebih baik. Allah melihat tingkah dan sikap Azazil, lalu bertanya sembari memberi gelar baru baginya Iblis.
"Hai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk bersujudkepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri (takabur) ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?"
Mendengar pernyataan Allah, bukan permintaan ampun yang keluar dari Azazil, sebaliknya ia malah menantang dan berkata:(gambaran rangkuman dari beberapa sumber (buku dan narasumber) :
"Wahai Allaah ..... bagaimana aku bisa sujud kepada adam sedangkan Engkau sendiri telah membisikkan sesuatu kepadaku bahwa ini adalah bagian kehendakMu...
bagaimana bisa aku sujud kepada yang selain Engkau ....
Selama ini aku dan Engkau adalah satu....
dan pengetahuanMu adalah pengetahuanku dalam keKuasaanMu ...
Bagaimana aku bisa sujud kepada makhluk yang akan menumpahkan darah dan permusuhan ....
Bagaimana aku bisa sujud kepada makhluk yang hanya sedikit saja diantara mereka yang akan Mengagungkan Engkau ...
bagaimana aku bisa sujud kepada adam dan anak cucunya yang kelak sebagian besar dari mereka akan memusuhi agama Engkau ....
sedangkan pengetahuan ini adalah Engkau sendiri yang membukakannya untukku ....
"Ya Allah,sungguh Engkau telah ciptakan aku dari 'api yang menyala' dan Engkau ciptakan dia dari 'tanah' .... aku tidak akan sujud kepada dia .."
""SUJUDLAH KAMU KEPADA ADAM""
"Demi KeBesaranMu ... aku tidak akan sujud kepada yang selain Engkau"
""SUJUDLAH KAMU KEPADA ADAM""
"Sungguh hanya kepadaMu saja hamba bersujud"
Mendengar jawaban Azazil yang sombong, Allah berfirman. "Keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang diusir".
Azazil alias Iblis, sejak itu tak lagi berhak menghuni surga. Kesombongan dirinya, yang merasa lebih baik, lebih mulia dan sebagainya dibanding makhluk lain telah menyebabkannya menjadi penentang Allah yang paling nyata. Padahal Allah sungguh tak menyukai orang-orang yang sombong. "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."
Bibit kesombongan dari Azazil sejatinya sudah bersemai sejak Israfil dan para malaikat mendatanginya agar mendoakan mereka kepada Allah. Waktu itu, ketika mendengar penjelasan Israfil, Azazil berkata,:
"Ya Allah! Hamba-Mu yang manakah yang berani menentang perintah-Mu, sungguh aku ikut mengutuknya."
Azazil lupa, dirinya adalah juga hamba Allah dan tak menyadari bahwa kata "hamba" yang tertera pada tulisan di pintu surga, bisa menimpa kepada siapa saja, termasuk dirinya.Lalu, demi mendengar ketetapan Allah, Iblis bertambah nekat seraya meminta kepada Allah agar diberi dispensasi. Katanya,
"Ya Allah, beri tangguhlah aku sampai mereka ditangguhkan." Allah bermurah hati, dan Iblis mendapat apa yang dia minta yaitu masa hidup panjang selama manusia masih hidup di permukaan bumi sebagai khalifah. Dasar Iblis, Allah yang maha pemurah, masih juga ditawar. Ia lantas bersumpah akan menyesatkan Adam dan anak cucunya, seluruhnya, Kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis di antara mereka."
Maka kata Allah, "Yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka jahanam dengan jenis dari golongan kamu dan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya."
Menular pada Manusia Korban pertama dari usaha penyesatan yang dilakukan Iblis, tentu saja adalah Adam dan Hawa. Dengan tipu daya dan rayuan memabukkan, Nabi Adam as. dan Siti Hawa lupa pada perintah dan larangan Allah. Keduanya baru sadar setelah murka Allah turun. Terlambat memang, karena itu Adam dan Hawa diusir dari surga dan ditempatkan di bumi. Dan sukses Iblis menjadikan Adam dan Hawa sebagai korban pertama penyesatannya, tak bisa dilihat sebagai sebuah kebetulan. Adam dan Hawa, bagaimanapun adalah Bapak dan Ibu seluruh manusia, awal dari semua sperma dan indung telur. Mereka berdua, karena itu menjadi alat ukur keberhasilan atau ketidakberhasilan Iblis menyesatkanmanusia. Jika asal usul seluruh manusia saja, berhasil disesatkan apalagi anak cucunya.Singkat kata, kesesatan yang di dalamnya juga ada sombong, takabur, selalu merasa paling hebat, lupa bahwa masih ada Allah, juga sangat bisa menular kepada manusia sampai kelak di ujung zaman.
Di banyak riwayat, banyak kisah tentang kaum atau umat terdahulu yang takabur menentang dan memperolokkan hukum-hukum Allah, sehingga ditimpakan kepada mereka azab yang mengerikan. Kaum Aad, Tsamud, umat Nuh, kaum Luth, dan Bani Israil adalah sedikit contoh dari bangsa-bangsa yang takabur dan sombong lalu mereka dinistakan olehAllah, senista-nistanya. Karena sifat takabur pula, sosok-sosok seperti Fir'aun si Raja Mesir kuno, Qarun, Hamaan dan Abu Jahal juga mendapatkan azab yang sangat pedih di dunia dan pasti kelak di akhirat.
Pada zaman sekarang, manusia sombong yang selalu menentang Allah bukan berkurang, sebaliknya malah bertambah. Ada yang sibuk mengumpulkan harta dan lalu menonjolkan diri dengan kekayaannya. Yang lain rajin mencari ilmu, namun kemudian takabur dan merasa paling pintar. Sebagian berbangga dengan asal usul keturunan; turunan ningrat, anak kiai, dan sebagainya. Ada juga yang merasa diri paling cantik, paling putih, paling mulus dibanding manusia lain. Mereka yang beribadah, shalat siang malam, puasa, zakat dan berhaji merasa paling saleh dan sebagainya. Ada yang meninggalkan perintah-perintah Tuhan hanya karena mempertahankan dan bangga dengan budaya warisan nenekmoyang, dan seolah-olah segala sesuatu di luar budaya itu tak bernilai. Tak sedikit juga yang mengesampingkan larangan-larangan Allah hanya karena menguber era laju zaman modern yang selalu dibanggakan.
Sebagai manusia, orang-orang semacam itu tak bermanfaat sama sekali. Mata jasmani mereka memang melihat, tapi mata hatinya sudah buta melihat kebenaran dan kebesaran Allah. Allah telah dijadikan nomor dua, sementara yang nomor satu adalah diri dan makhluk lain di sekitar dirinya. Hati mereka menjadi gelap tanpa nur iman sebagai pelita. Akal mereka tidak dapat membedakan antara yang hak (benar) dengan yang batil (salah).
"Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri (takabur)"(Al Muddatstsir: 23).
Iblis sebagai pelopor sifat takabur selalu mendoktrin kepada siapa saja sifat takabur, dan mewariskannya kepada jin dan manusia. Tujuannya jelas, untuk menyebarkan sumpah (Iblis) pada golongannya sebagaimana golongan setan dari jenis jin. Setan tentu dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa jin, begitu pula setan dari golongan jenis manusia, sangat dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa manusia.
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai" (Al Araaf: 179).
Penawar Takabur Seperti penyakit hati yang lain, mengobati sifat dan sikap sombong bukan perkara mudah. Tak ada dokter, tabib, atau sinse yang sanggup mengobatinya. Dari yang tidak mudah itu, ada beberapa yang bisa disebut sebagai obat mengatasi sombong atau takabur.
Pertama adalah tawadu atau merendahkan hati. Hanya dengan sikap rendah hati, meyakini tak ada yang lebih dan tak ada yang patut dibanggakan dari diri dan apapun yang diperbuat diri, semua kesombongan bisa disingkirkan. Sikap tawadu bisa mengimbangi dan menetralkan jiwa dari sifat takabur, karena hanya dengan rendah hati manusia bisamelaksanakan perintah Allah. Seorang yang selalu rendah hati, maka padanya tidak akan ada rasa congkak dan besar diri apalagi merasa lebih dari yang lain. Ia senantiasa meyakini sesuatu yang istimewa pada dirinya atau orang lain, semata karena anugerah Allah.
Kedua adalah Tawakal melawan sombong. Dengan tawakal alias berserah diri sepenuhnya kepada Allah maka akal akan menyadari dan hati akan meyakini, semua yang terjadi pada manusia dan seluruh makhluk adalah atas kehendak Allah dan karena itu tak layak bagi manusia untuk menyombongkan diri selain hanya berpasrah pada Allah. Sifat takabursenantiasa mengajak manusia untuk berbuat ingkar kepada Allah, sebaliknya tawakal senantiasa menyuruh manusia berbuat menurut ketentuan Allah.
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukaiorang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (Ali 'Imran: 159).
Ibarat manusia, maka akan didapati tawadu adalah sebagai ruh, dan tawakal sebagai jasad. Karena menyangkut tentang kesempurnaan dimensi batiniah dan dimensi jasmaniah, maka sangat jelas keberadaan dua sifat ini (tawadu dan tawakal) sangat menentukan untuk menuetralkan keberadaan nafsu (jiwa) yang bertempat antara ruh dan jasad (lahiriah dan batiniah), termasuk sifat sombong. Karena itu jika ruh dan jasad tadi tak bersatu, sulit bagi manusia bisa mencapai derajat sebagai manusia utuh atau insan kamil.
Semoga Bermanfaat
Wallahul Haadi Ilas Shiratil Mustaqim
Tersebutlah suatu ketika saat berkeliling di surga, malaikat Israfil mendapati sebuah tulisan "Seorang hamba Allah yang telah lama mengabdi akan mendapat laknat dengan sebab menolak perintah Allah." Tulisan yang tertera di salah satu pintu surga itu, tak pelak membuat Israfil menangis. Ia takut, itu adalah dirinya. Beberapa malaikat lain juga menangisdan punya ketakutan yang sama seperti Israfil, setelah mendengar kabar perihal tulisan di pintu surga itu dari Israfil. Mereka lalu sepakat mendatangi Azazil dan meminta didoakan agar tidak tertimpa laknat dari Allah. Setelah mendengar penjelasan dari Israfil dan para malaikat yang lain, Azazil lalu memanjatkan doa.
"Ya Allah. Janganlah Engkau murka atas mereka."
Di luar doanya yang mustajab, Azazil dikenal juga sebagai Sayidul Malaikat alias penghulu para malaikat dan Khazinul Jannah (bendaharawan surga). Semua lapis langit dan para penghuninya, menjuluki Azazil dengan sebutan penuh kemuliaan meski berbeda-beda:
Pada langit lapis pertama , ia berjuluk Aabid, ahli ibadah yang mengabdi luar biasa kepada Allah pada langit lapis pertama,
Di langit lapis kedua, julukan pada Azazil adalah Raki atau ahli ruku kepada Allah,
Di langit lapis ke tiga, ia berjuluk Saajid atau ahli sujud,
Di langit ke empat ia dijuluki Khaasyi karena selalu merendah dan takluk kepada Allah,
Di langit lapis kelima menyebut Azazil sebagai Qaanit Karena ketaatannya kepada Allah,
Di langit keenam Gelar Mujtahid, karena ia bersungguh-sungguh ketika beribadah kepada Allah.
Pada langit ketujuh, ia dipanggil Zaahid, karena sederhana dalam menggunakan sarana hidup.
Selama 120 ribu tahun, Azazil, si penghulu para malaikat menyandang semua gelar kehormatan dan kemuliaan, hingga tibalah ketika para malaikat melakukan musyawarah besar atas undangan Allah. Ketika itu, Allah, Zat pemilik kemutlakan dan semua niat, mengutarakan maksud untuk menciptakan pemimpin di bumi.
"Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah (pemimpin) di muka bumi."begitulah firman Allah.(QS. Al Baqarah : 30)
Semua malaikat hampir serentak menjawab mendengar kehendak Allah.
"Ya Allah, mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi, yang hanya akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau." (QS. Al Baqarah : 30)
Allah menjawab kekhawatiran para malaikat dan meyakinkan bahwa, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqarah : 30)
Allah lalu menciptakan manusia pertama yang diberi nama Adam. Kepada para malaikat, Allah memperagakan kelebihan dan keistimewaan Adam, yang menyebabkan para malaikat mengakui kelebihan Adam atas mereka. Lalu Allah menyuruh semua malaikat agar bersujud kepada Adam, sebagai wujud kepatuhan dan pengakuan atas kebesaran Allah. Seluruh malaikat pun bersujud, kecuali Azazil.
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasukgolongan orang-orang yang kafir" (Al Baqarah: 34)
Bersemi Sejak di Awal Surga Sebagai penghulu para malaikat dengan semua gelar dan sebutan kemuliaan, Azazil merasa tak pantas bersujud pada makhluk lain termasuk Adam karena merasa penciptaan dan statusnya yang lebih baik. Allah melihat tingkah dan sikap Azazil, lalu bertanya sembari memberi gelar baru baginya Iblis.
"Hai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk bersujudkepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri (takabur) ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?"
Mendengar pernyataan Allah, bukan permintaan ampun yang keluar dari Azazil, sebaliknya ia malah menantang dan berkata:(gambaran rangkuman dari beberapa sumber (buku dan narasumber) :
"Wahai Allaah ..... bagaimana aku bisa sujud kepada adam sedangkan Engkau sendiri telah membisikkan sesuatu kepadaku bahwa ini adalah bagian kehendakMu...
bagaimana bisa aku sujud kepada yang selain Engkau ....
Selama ini aku dan Engkau adalah satu....
dan pengetahuanMu adalah pengetahuanku dalam keKuasaanMu ...
Bagaimana aku bisa sujud kepada makhluk yang akan menumpahkan darah dan permusuhan ....
Bagaimana aku bisa sujud kepada makhluk yang hanya sedikit saja diantara mereka yang akan Mengagungkan Engkau ...
bagaimana aku bisa sujud kepada adam dan anak cucunya yang kelak sebagian besar dari mereka akan memusuhi agama Engkau ....
sedangkan pengetahuan ini adalah Engkau sendiri yang membukakannya untukku ....
"Ya Allah,sungguh Engkau telah ciptakan aku dari 'api yang menyala' dan Engkau ciptakan dia dari 'tanah' .... aku tidak akan sujud kepada dia .."
""SUJUDLAH KAMU KEPADA ADAM""
"Demi KeBesaranMu ... aku tidak akan sujud kepada yang selain Engkau"
""SUJUDLAH KAMU KEPADA ADAM""
"Sungguh hanya kepadaMu saja hamba bersujud"
Mendengar jawaban Azazil yang sombong, Allah berfirman. "Keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang diusir".
Azazil alias Iblis, sejak itu tak lagi berhak menghuni surga. Kesombongan dirinya, yang merasa lebih baik, lebih mulia dan sebagainya dibanding makhluk lain telah menyebabkannya menjadi penentang Allah yang paling nyata. Padahal Allah sungguh tak menyukai orang-orang yang sombong. "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."
Bibit kesombongan dari Azazil sejatinya sudah bersemai sejak Israfil dan para malaikat mendatanginya agar mendoakan mereka kepada Allah. Waktu itu, ketika mendengar penjelasan Israfil, Azazil berkata,:
"Ya Allah! Hamba-Mu yang manakah yang berani menentang perintah-Mu, sungguh aku ikut mengutuknya."
Azazil lupa, dirinya adalah juga hamba Allah dan tak menyadari bahwa kata "hamba" yang tertera pada tulisan di pintu surga, bisa menimpa kepada siapa saja, termasuk dirinya.Lalu, demi mendengar ketetapan Allah, Iblis bertambah nekat seraya meminta kepada Allah agar diberi dispensasi. Katanya,
"Ya Allah, beri tangguhlah aku sampai mereka ditangguhkan." Allah bermurah hati, dan Iblis mendapat apa yang dia minta yaitu masa hidup panjang selama manusia masih hidup di permukaan bumi sebagai khalifah. Dasar Iblis, Allah yang maha pemurah, masih juga ditawar. Ia lantas bersumpah akan menyesatkan Adam dan anak cucunya, seluruhnya, Kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis di antara mereka."
Maka kata Allah, "Yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka jahanam dengan jenis dari golongan kamu dan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya."
Menular pada Manusia Korban pertama dari usaha penyesatan yang dilakukan Iblis, tentu saja adalah Adam dan Hawa. Dengan tipu daya dan rayuan memabukkan, Nabi Adam as. dan Siti Hawa lupa pada perintah dan larangan Allah. Keduanya baru sadar setelah murka Allah turun. Terlambat memang, karena itu Adam dan Hawa diusir dari surga dan ditempatkan di bumi. Dan sukses Iblis menjadikan Adam dan Hawa sebagai korban pertama penyesatannya, tak bisa dilihat sebagai sebuah kebetulan. Adam dan Hawa, bagaimanapun adalah Bapak dan Ibu seluruh manusia, awal dari semua sperma dan indung telur. Mereka berdua, karena itu menjadi alat ukur keberhasilan atau ketidakberhasilan Iblis menyesatkanmanusia. Jika asal usul seluruh manusia saja, berhasil disesatkan apalagi anak cucunya.Singkat kata, kesesatan yang di dalamnya juga ada sombong, takabur, selalu merasa paling hebat, lupa bahwa masih ada Allah, juga sangat bisa menular kepada manusia sampai kelak di ujung zaman.
Di banyak riwayat, banyak kisah tentang kaum atau umat terdahulu yang takabur menentang dan memperolokkan hukum-hukum Allah, sehingga ditimpakan kepada mereka azab yang mengerikan. Kaum Aad, Tsamud, umat Nuh, kaum Luth, dan Bani Israil adalah sedikit contoh dari bangsa-bangsa yang takabur dan sombong lalu mereka dinistakan olehAllah, senista-nistanya. Karena sifat takabur pula, sosok-sosok seperti Fir'aun si Raja Mesir kuno, Qarun, Hamaan dan Abu Jahal juga mendapatkan azab yang sangat pedih di dunia dan pasti kelak di akhirat.
Pada zaman sekarang, manusia sombong yang selalu menentang Allah bukan berkurang, sebaliknya malah bertambah. Ada yang sibuk mengumpulkan harta dan lalu menonjolkan diri dengan kekayaannya. Yang lain rajin mencari ilmu, namun kemudian takabur dan merasa paling pintar. Sebagian berbangga dengan asal usul keturunan; turunan ningrat, anak kiai, dan sebagainya. Ada juga yang merasa diri paling cantik, paling putih, paling mulus dibanding manusia lain. Mereka yang beribadah, shalat siang malam, puasa, zakat dan berhaji merasa paling saleh dan sebagainya. Ada yang meninggalkan perintah-perintah Tuhan hanya karena mempertahankan dan bangga dengan budaya warisan nenekmoyang, dan seolah-olah segala sesuatu di luar budaya itu tak bernilai. Tak sedikit juga yang mengesampingkan larangan-larangan Allah hanya karena menguber era laju zaman modern yang selalu dibanggakan.
Sebagai manusia, orang-orang semacam itu tak bermanfaat sama sekali. Mata jasmani mereka memang melihat, tapi mata hatinya sudah buta melihat kebenaran dan kebesaran Allah. Allah telah dijadikan nomor dua, sementara yang nomor satu adalah diri dan makhluk lain di sekitar dirinya. Hati mereka menjadi gelap tanpa nur iman sebagai pelita. Akal mereka tidak dapat membedakan antara yang hak (benar) dengan yang batil (salah).
"Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri (takabur)"(Al Muddatstsir: 23).
Iblis sebagai pelopor sifat takabur selalu mendoktrin kepada siapa saja sifat takabur, dan mewariskannya kepada jin dan manusia. Tujuannya jelas, untuk menyebarkan sumpah (Iblis) pada golongannya sebagaimana golongan setan dari jenis jin. Setan tentu dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa jin, begitu pula setan dari golongan jenis manusia, sangat dominan untuk menjerumuskan dan menyesatkan bangsa manusia.
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai" (Al Araaf: 179).
Penawar Takabur Seperti penyakit hati yang lain, mengobati sifat dan sikap sombong bukan perkara mudah. Tak ada dokter, tabib, atau sinse yang sanggup mengobatinya. Dari yang tidak mudah itu, ada beberapa yang bisa disebut sebagai obat mengatasi sombong atau takabur.
Pertama adalah tawadu atau merendahkan hati. Hanya dengan sikap rendah hati, meyakini tak ada yang lebih dan tak ada yang patut dibanggakan dari diri dan apapun yang diperbuat diri, semua kesombongan bisa disingkirkan. Sikap tawadu bisa mengimbangi dan menetralkan jiwa dari sifat takabur, karena hanya dengan rendah hati manusia bisamelaksanakan perintah Allah. Seorang yang selalu rendah hati, maka padanya tidak akan ada rasa congkak dan besar diri apalagi merasa lebih dari yang lain. Ia senantiasa meyakini sesuatu yang istimewa pada dirinya atau orang lain, semata karena anugerah Allah.
Kedua adalah Tawakal melawan sombong. Dengan tawakal alias berserah diri sepenuhnya kepada Allah maka akal akan menyadari dan hati akan meyakini, semua yang terjadi pada manusia dan seluruh makhluk adalah atas kehendak Allah dan karena itu tak layak bagi manusia untuk menyombongkan diri selain hanya berpasrah pada Allah. Sifat takabursenantiasa mengajak manusia untuk berbuat ingkar kepada Allah, sebaliknya tawakal senantiasa menyuruh manusia berbuat menurut ketentuan Allah.
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukaiorang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (Ali 'Imran: 159).
Ibarat manusia, maka akan didapati tawadu adalah sebagai ruh, dan tawakal sebagai jasad. Karena menyangkut tentang kesempurnaan dimensi batiniah dan dimensi jasmaniah, maka sangat jelas keberadaan dua sifat ini (tawadu dan tawakal) sangat menentukan untuk menuetralkan keberadaan nafsu (jiwa) yang bertempat antara ruh dan jasad (lahiriah dan batiniah), termasuk sifat sombong. Karena itu jika ruh dan jasad tadi tak bersatu, sulit bagi manusia bisa mencapai derajat sebagai manusia utuh atau insan kamil.
Semoga Bermanfaat
Wallahul Haadi Ilas Shiratil Mustaqim
Langganan:
Postingan (Atom)